REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Majelis Al Syaab (DPR) Mesir pada Senin memulai sidang perdana di bawah penjagaan keamaman ektra ketat oleh aparat. Sidang perdana dewan perwakilan yang dijuluki "Parlemen Revolusi" itu dipimpin oleh Dr Mahmoud Al Sakka (81) dari Partai Al Wafd Al Jadid selaku anggota dewan berusia tertua dan didampingi dua anggota dewan berusia termuda.
Penjagaan ektra ketat terlihat di dalam dan di luar gedung parlemen oleh pasukan militer dan polisi. Beberapa jalan ke arah gedung parlemen ditutup termasuk Jalan Qasrul Aini dari arah Bundaran Tahrir, ikon revolusi di pusat kota Kairo. Tembok beton setinggi empat meter menutupi jalan dari arah Bundaran Tahrir.
Sidang perdana ini akan memilih ketua parlemen. Diiduga kuat pemilihan bakal dimenangkan oleh kubu Islam yang meraih 70,4 persen suara dalam pemilihan umum anggota parlemen. Kubu Islam tersebut dari Partai Hurriyah Wal Adalah (sayap politik Ikhwanul Muslimin) dan Partai Annur (sayap politik Salafi).
Ikhwanul Muslimin telah menunjuk Sekretaris Jenderal Partai Hurriyah Wal Adalah, Dr Mohamed Saad Al Katatni untuk calon ketua parlemen. Wakil Katua Partai Hurriyah Wal Adalah, Dr Essam Al Arian, mengatakan pihaknya telah memperoleh dukungan dari beberapa partai lain atas pencalonan Katatni tersebut.
Dalam pemilihan parlemen yang berlangsung tiga tahap sejak 28 November lalu, Ikhwanul Muslimin meraih 235 kursi (46,2 persen) dari total 505 kursi, disusul Salafi 123 kursi (24,2 persen), selebihnya terbagi dari partai-partai liberal, antara lain Al Wafd 37 kursi, dan Koalisi Parlemen Revolusi 34 kursi.