Selasa 24 Jan 2012 06:02 WIB

Uni Eropa Embargo Iran, Harga Minyak Melambung

Uni Eropa
Foto: AP
Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik moderat pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah Uni Eropa menjatuhkan embargo pada ekspor minyak mentah Iran sebagai bagian dari sanksi baru keras ditujukan untuk menghentikan Teheran dari pendanaan program nuklirnya yang kontroversial.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik 1,25 dolar AS menjadi 99,58 dolar AS per barel, setelah embargo yang diperkirakan secara luas diumumkan.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret naik 72 sen menjadi 110,58 dolar AS per barel. Setelah pembicaraan berminggu-minggu, Uni Eropa pada Senin sepakat untuk melarang impor minyak dari Iran sebagai bagian dari upaya bersama dengan Amerika Serikat untuk menekan Teheran menghentikan program senjata nuklirnya yang dituduhkan. Teheran membantah sedang mengembangkan senjata nuklir.

Uni Eropa juga membekukan aset bank sentral negara itu "sambil memastikan bahwa perdagangan yang sah dapat terus di bawah persyaratan yang ketat."

Dampak pada pasar dari sanksi tersebut terbatas.

Sementara mereka menetapkan larangan segera pada impor minyak baru dari Iran, kontrak yang ada akan dihapuskan sampai 1 Juli, sebuah langkah yang dirancang untuk membatasi dampak pada negara seperti Yunani, yang sangat bergantung pada minyak Iran.

"Larangan impor ... akan dilaksanakan secara bertahap selama periode beberapa bulan, yang akan meredam dampak inflasi terhadap harga minyak," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Iran telah menjual sekitar seperlima minyak mentah ke negara-negara Uni Eropa, dengan Yunani, Spanyol dan Italia pembeli utama. "Dengan volume impor harian sebesar 450 ribu barel atau hampir 20 persen dari total ekspor minyak Iran, Uni Eropa adalah pelanggan kedua terbesar minyak Iran," kata Fritsch.

Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan: "Harapan bagi Uni Eropa adalah bahwa Iran akan menjual lebih sedikit minyak mentah miliknya, sehingga mempengaruhi pendapatan."

"Sementara itu, negara-negara Uni Eropa yang membeli minyak mentah Iran akan perlu untuk menemukan sumber-sumber alternatif," katanya, menunjuk ke Arab Saudi, yang telah meningkatkan produksinya, dan Kuwait.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement