REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA - Ketua Parlemen Turki, Cemil Çiçek, Selasa (24/1) menulis surat balasan kepada Ketua Knesset, Parlemen Israel, Reuven Rivlin. Surat balasan Turki tersebut berisi penolakan undangan untuk berkunjung ke Israel.
Çiçek menyatakan ia tidak akan menerima undangan apapun sampai Israel meminta maaf ke Turki dan hubungan Israel-Turki kembali normal. "Saya tidak dapat menerima undangan Anda untuk sementara waktu, tapi saya yakin bahwa Anda juga, akan mengakui bahwa Turki memiliki hubungan yang tidak baik dengan Israel," kata Çiçek dalam suratnya.
Pemimpin Turki mencoba untuk menghindari permainan politisi Israel di panggung internasional. Ketegangan kedua negara ini bermula setelah insiden Mavi Marmara pada tahun 2010. Pada bulan Desember, Presiden Abdullah Gül melewatkan makan siang dengan Israel dan negara sekutu, sebagai bagian dari Konferensi Dunia di Wina. Yang menghadirkan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak. Turki memutuskan untuk menarik perwakilan diplomatik di Israel pada September 2011 lalu.
Pada bulan Mei 2010, pasukan komando angkatan laut Israel menyerbu Marmara Mavi, yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Armada kemanusiaan ini dituduh Israel mencoba melanggar blokade laut Israel. Turki menuntut permintaan maaf resmi dan kompensasi bagi keluarga korban pada bulan Agustus. Namun, Israel menolak untuk meminta maaf, mengatakan bahwa tentaranya melakukan aksi bela diri.