Rabu 25 Jan 2012 09:47 WIB

Uni Eropa Terpecah soal Sanksi Minyak Iran

Rep: Aghia Khumaesi/ Red: Didi Purwadi
Warga Korea Selatan menggelar aksi demonstrasi menentang rencana negara Barat menentapkan sanksi minyak terhadap Iran.
Foto: AP/Ahn Young-joon
Warga Korea Selatan menggelar aksi demonstrasi menentang rencana negara Barat menentapkan sanksi minyak terhadap Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Belarus menyatakan bahwa sanksi minyak dan keuangan Uni Eropa terhadap Iran itu sama sekali tidak dapat diterima. Penolakan Belarus tersebut dikeluarkan lewat situs resmi Kementerian Luar Negeri Belarus pada Selasa (24/1) sore.

Uni Eropa menyesalkan keputusan Belarus yang prihatin dan tidak setuju dengan sanksi minyak Iran. Sikap Belarus ini sekaligus menunjukkan bahwa sanksi sepihak Uni Eropa terhadap Iran tidak sepenuhnya disetujui oleh negara anggota Uni Eropa. Pernyataan itu juga menggaris bawahi pentingnya upaya diplomatik PBB dalam memecahkan masalah nuklir Iran.

Kementerian Luar Negeri Belarus juga mengatakan bahwa penerapan sanksi sepihak terhadap Iran dapat menciptakan ketegangan di wilayah strategis Timur Tengah. Sanksi sepihak Uni Eropa bisa menimbulkan konsekuensi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi kedamaian seluruh dunia.

Suara penolakan juga disuarakan oleh Turki, Yunani, Spanyol dan Italia. Pelanggan minyak Iran asal Asia seperti Cina, India, dan Korea Selatan ikut menolak pemberlakuan sanksi tersebut. Afrika Selatan juga menolak sanksi dan meminta agar tidak adanya sanksi tersebut.

sumber : presstv.ir
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement