REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR Komisi I Muzammil Yusuf mengaku bahwa Indonesia memang belum bergabung untuk bekerja sama dengan 16 negara lainnya untuk mendesak masyarakat internasional membuka mata hati mereka terhadap kebebasan Palestina.
Namun, beberapa upaya menurutnya sudah dilakukan misalnya dengan mengirim delegasi anggota dewan ke Gaza dan memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan lainnya. Komisi I juga sudah mendesak kementrian luar negeri untuk segera membuka kedubes di Palestina melalui jalur Israel.
Memang, diakui Muzammil, Indonesia lemah dalam melakukan diplomasi. Misalnya saja, pengiriman duta besar Indonesia untuk Timur Tengah (Timteng) merupakan duta besar kelas dua. "Kebijakan masih belum berubah. Dubes-dubes Indonesia di Timteng tak sebagus dubes untuk negara-negara Amerika atau Eropa,"katanya.
Contoh lain adalah, Indonesia pernah melatih para pegawai negeri sipil Palestina, namun, hanya berasal dari gerakan Fatah saja. "Seharusnya, lakukan secara adil dan proporsional, jika memang Indonesia ingin berkontribusi nyata kepada Palestina,"katanya.