REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Menteri Perminyakan India mengatakan negara yang haus energi itu terus mengimpor minyak dari Iran dan tidak terikat oleh sanksi baru yang diberlakukan oleh Uni Eropa.
Uni Eropa pada awal pekan ini sepakat untuk mengenakan embargo pada ekspor minyak Iran, sebagai bagian dari kampanye intensif pimpinan AS yang bertujuan memaksa Teheran meninggalkan program nuklirnya.
"Kami, sebagai anggota PBB, wajib mengikuti sanksi PBB. Sanksi lainnya yang dikenakan oleh blok-blok besar negara - kami dapat memiliki beberapa kebebasan di sana," Menteri Perminyakan S. Jaipal Reddy mengatakan kepada wartawan di New Delhi, Rabu (25/1).
"Sampai sekarang, pasokan (dari Iran) tetap berlangsung," kata Reddy,
Ia menambahkan, New Delhi terus mengeksplorasi cara-cara pembayaran terhadap Iran untuk pembelian minyak mentahnya.
Sebuah delegasi India mengunjungi Teheran pekan lalu, namun Reddy tidak akan membocorkan hasil pembicaraan mereka.
Para pejabat mengatakan, India dapat membayar sebagian dalam mata uang rupee yang Iran kemudian dapat digunakan untuk membeli impor India, tapi itu tidak akan menutupi tagihan seluruh pembelian minyak.
Iran adalah pemasok minyak terbesar kedua India setelah Arab Saudi, menyediakan sekitar 12 persen dari kebutuhan minyak mentah negara yang tumbuh cepat dengan biaya tahunan sekitar 10 miliar dolar AS.
India saat ini menggunakan rute pembayaran dolar untuk minyak mentah Iran melalui sebuah bank Turki - sebuah jalan yang mungkin tertutup saat Washington meningkatkan tekanan pada negara Teluk Persia itu.
"Pemerintah India telah jelas menunjukkan bahwa mereka tidak berniat agar penyuling India untuk membatasi pembelian mereka, dan bahkan dapat meningkatkan pembeliannya," kata Greg Priddy, direktur minyak global di Eurasiagroup.
China juga menolak tunduk pada tekanan AS, untuk tidak melakukan bisnis dengan Iran.