Jumat 27 Jan 2012 07:15 WIB

Gerilyawan Darfur: Pemerintah Sudan Hancurkan Iklim Negosiasi

Pertempuran yang terjadi di Sudan selatan
Pertempuran yang terjadi di Sudan selatan

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM - Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM), salah satu kelompok gerilyawan Darfur, menilai pemerintah Sudan telah menghancurkan iklim negosiasi. JEM berjanji akan terus mendorong perubahan rejim Sudan.

"Saya tidak merasa pemerintah saat ini ingin berunding dengan kami. Mereka telah menghancurkan sepenuhnya lingkungan negosiasi," kata Gibril Ibrahim yang baru terpilih sebagai pemimpin JEM.

Gibril (56) Rabu malam lalu terpilih menggantikan saudaranya, Khalil Ibrahim, yang tewas dalam serangan udara. Kematian Khalil telah membuat anggota JEM menunggu melakukan aksi pembalasan. Gibril mengatakan anggota JEM tidak berada dalam posisi untuk berbicara mengenai dialog dengan pemerintah Sudan.

Dalam wawancara via telepon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan, Gibril juga menegaskan bahwa JEM tidak pecah. JEM saat ini justru merasa lebih solid dari hari-hari sebelumnya. Dia menuding balik pemerintah sebenarnya lebih takut kepada JEM ketimbang organisasi lain di dunia.

JEM adalah satu dari sejumlah kelompok gerilyawan Darfur yang memberontak pada 2003. Mereka menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah barat yang gersang itu. Mereka kini dianggap sebagai kelompok pemberontak yang paling kuat.

JEM menolak menandatangani perjanjian perdamaian yang ditandatangani Sudan dan Gerakan Keadilan dan Kebebasan (LJR) --sebuah kelompok pemberontak lain di Darfur. Perpecahan di kalangan pemberontak dan pertempuran yang terus berlangsung menjadi dua halangan utama bagi perundingan perdamaian yang berlangsung sejak 2003 di Chad, Nigeria dan Libya, sebelum akhirnya pindah ke Doha.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement