REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Sanksi yang diberlakukan Barat dan Uni Eropa terkait penyetopan ekspor minyak dan Bank Sentral Iran bakal dibalas oleh negeri Mullah tersebut. Hal itu disampaikan anggota parlemen Iran Nasser Soudani.
Terkait sanksi tersebut, ia mengatakan parlemen Iran tengah menggodok sebuah rencana untuk mengurangi ekspor minyak ke negara-negara anggota Uni Eropa.
"Para wakil rakyat di Majelis (parlemen) berupaya untuk menyetujui rencana, yaitu semua negara Eropa yang telah memberlakukan sanksi terhadap Iran tidak akan mampu membeli, bahkan setetes minyak dari Iran," kata anggota Majlis Iran dari Komisi Energi, Soudani.
Uni Eropa saat ini membeli hampir 20 persen dari ekspor minyak mentah Iran, dengan negara-negara seperti Yunani dan Italia yang paling bergantung pada minyak Iran.
Negara-negara Teluk Persia seperti Arab Saudi telah menawarkan untuk meningkatkan produksinya sendiri untuk mengkompensasi kekurangan yang disebabkan oleh larangan minyak Iran.
Para pejabat Iran telah mengancam untuk menutup Selat strategis Hormuz jika ekspor minyak mereka dikenai sanksi.
Republik Islam sangat bergantung pada ekspor minyak mentah dan produk-produknya untuk pendapatan tahunannya.