Jumat 27 Jan 2012 14:51 WIB

Gara-gara Krisis, AS 'Bonsai' Anggaran & Postur Militernya

Rep: Satya Festiani/ Red: Ramdhan Muhaimin
Tentara AS (ilustrasi)
Tentara AS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Krisis ekonomi yang masih membelit perekonomian Amerika Serikat mulai berdampak pada postur militer negeri Paman Sam tersebut. Krisis ekonomi di AS terjadi karena hutang yang membengkak akibat biaya perang yang tinggi di Afghanistan dan Irak, serta kredit macet yang tidak terelakkan. 

Kongres AS memutuskan untuk memotong anggaran pengeluaran dan belanja militer. 'Pembonsaian' militer AS tidak saja di anggaran, Pentagon bahkan akan mengurangi lebih dari 100 ribu tentaranya. 

“Tujuannya adalah untuk membentuk pasukan militer yang fleksibel dan tangkas,” ujar Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, Kamis (26/1).

Anggaran pengeluaran Pentagon dikurangi 487 miliar dolar dalam sepuluh tahun ke depan. Oleh karena itu, dalam lima tahun, jumlah tentara akan dikurangi dari 570 ribu menjadi 490 ribu. Jumlah marinir pun dikurangi 20 ribu menjadi 182 ribu. Walaupun jumlah mereka dikurangi, Panetta mengatakan, AS akan membuat pasukan khusus dan masih memiliki kekuatan untuk melawan musuhnya.

Dengan anggaran yang baru, strategi militer pun diubah dari konflik Irak dan Afghanistan menjadi ke wilayah-wilayah yang menjadi kunci kepentingan nasional termasuk memperkuat komitmen di Asia. Pasukan khusus AS yang berjaga di Irak pun akan difungsikan untuk dunia. 

Tim elit tersebut telah menjadi bagian penting dalam strategi AS, yakni membunuh Osama bin Laden pada tahun lalu dan menyelamatkan tahanan di Somalia minggu ini.

Rencana anggaran pun memberikan tantangan bagi pemasok senjata Pentagon seperti Lockheed Martin, Boing, General Dynamics, Northrop Grumman, dan Raytheon. Indeks Arca untuk pasokan pertahanan yang ditutup pada Kamis kemarin turun 0,7 persen. AS akan mengurangi pembelian pesawat tempur siluman. Namun akan tetap membeli jet F-35 milik Lockheed, serta kapal selam, kapal amfibi, dan kapal laut lainnya. Mereka masih mempertahankan armada berjumlah 11 kapal induk.

AS juga akan meningkatkan operasi udara dan memperluas jangkauannya untuk pesawat tak berawak. Senjata jarak jauh pun akan terus ditingkatkan. Pangkalan militer laut yang menangani pasukan operasi khusus dan unit kapal tak berawak akan terus didanai. Pendanaan termasuk kapal raksasa yang mengangkut operasi khusus atau pasukan lainnya yang bergerak dalam keadaan darurat. Hal ini untuk mengurangi pesawat induk. 

“Kami memakai strategi ini sebagai kesempatan untuk mempertahankan militer paling kuat di dunia, bukan untuk mengacaukan pasukan,” kilah Panetta dalam laman BBC.

Pemotongan anggaran juga akan mempengaruhi semua kontraktor pertahanan. Konsultan Loren Thompson mengatakan, pembangunan kapal akan terkena imbasnya karena anggaran memotong 16 kapal. Rencana anggaran juga dapat mempengaruhi arus kerja di galangan kapal Huntington Ingalls di Pascagoula, Mississippi dan Newport News, Virginia.

Beberapa anggota Kongres tidak setuju bahwa anggaran tersebut akan mempertahankan kekuatan militer AS. 

“Anggaran ini membawa kita ke struktur pasukan militer sebelum 9/11 yang membuat negara kita dalam bahaya,” ujar Senator Texas John Cornyn, anggota komite yang akan mengikuti pemeriksaan rencana anggaran. 

Selain pengurangan pasukan, peningkatan bayaran militer pun akan diperlambat setelah dua tahun berkembang. Pajak untuk kesehatan para pensiunan militer akan dinaikan bagi mereka yang telah bertugas lebih dari 20 tahun, baik di atas atau di bawah umur 65. Pentagon juga akan menunda pengembangan kapal selam rudal balistik dalam dua tahun, mengurangi enam skuadron milik Angkatan Udara dan menghentikan 130 kapal yang digunakan untuk mengangkut tentara dan peralatan.

Sebanyak tujuh kapal Angkatan Laut dan dua kapal amfibi dipensiunkan. Mereka juga akan menunda pembelian amfibi dengan dek besar dan rencana pembelian kapal. Dua pasukan tentara yang berjaga di Eropa pun akan ditarik. AS akan mempelajari kemungkinan pengurangan pengayaan nuklir dan memulai babak baru perbincangan dalam menutup pangkalan yang tak dibutuhkan.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement