REPUBLIKA.CO.ID, Seorang anggota parlemen Iran menyatakan bahwa terjun ke medan perang minyak dengan Iran akan membuat negara-negara Uni Eropa bertekuk lutut mengingat Iran tidak akan mengekspor minyaknya ke Eropa bahkan setetes.
Sayyed Emad Hosseini, juru bicara parlemen Iran dari komisi energi, mengatakan, "Republik Islam Iran memiliki cadangan minyak terbesar ketiga di dunia dan tidak dapat dihapus dari jajaran energi global."
Sayyed Hosseini mengatakan bahwa bermain dengan kekuatan minyak ketiga terbesar di dunia pasti akan mempengaruhi transaksi minyak serta gas internasional dan Eropa tidak akan kebal dari fluktuasi harga minyak.
Dikatakannya bahwa Majelis Iran sedang mempertimbangkan rencana untuk menghentikan ekspor minyak ke negara-negara anggota Uni Eropa yang pada tahap awal akan melumpuhkan perekonomian Italia, Spanyol, dan Yunani.
"Iran [sebagai sebuah negara] kuat dan sanksi minyak yang diberlakukan negara-negara Eropa hanya akan merugikan mereka sendiri karena Iran dapat dengan mudah membuktikan supremasi minyaknya di kawasan Timur Tengah," katanya.
Hosseini menambahkan bahwa Eropa pasti akan kalah dalam perang minyak dengan Iran karena negara-negara Eropa saat ini sedang bergulat dengan berbagai masalah dalam negeri dan terganggunya suplai minyak dari Iran akan mengacu pada eskalasi tekanan domestik dan krisis di negara anggota Uni Eropa.
Pada sidang di Brussels pada 23 Januari lalu, para menteri luar negeri Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk melarang impor minyak dari Iran, membekukan aset bank sentral negara itu dalam Uni Eropa, dan melarang penjualan berlian, emas, dan logam berharga lainnya ke Iran.