REPUBLIKA.CO.ID, Kendati sempat ditangguhkan sepekan, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan pasukan Prancis akan melanjutkan operasi pelatihan di Afghanistan. Penangguhan itu diterapkan menyusul pembunuhan empat personel militer Prancis oleh seorang tentara Afghanistan.
Namun, menurut Sarkozy, pasukan Prancis akan menuntaskan penarikan mundur mereka dari misi pimpinan NATO itu akhir 2013, setahun lebih awal dari rencana semula. Ia membuat pernyataan itu setelah pertemuan pada Jumat di Paris dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Presiden Prancis juga mengatakan negaranya akan melakukan serah terima urusan keamanan kepada pihak Afghanistan bulan Maret di provinsi Kapisa, Afghanistan timur, di mana hampir semua tentara Prancis ditempatkan dan di mana pembunuhan terhadap empat prajurit tak bersenjata minggu lalu terjadi.
Karzai mengatakan Afghanistan siap memikul tanggung jawab lebih besar, setelah mendapat bantuan dari Prancis dan negara-negara lain dalam satu dekade ini. Kedua pemimpin juga menandatangani perjanjian strategis yang membentangkan peran Prancis di Afghanistan setelah semua pasukan tempur ditarik keluar dari negara itu.
Awal pekan ini, Prancis membatalkan penarikan mundur seluruh pasukan tahun ini, walau Sarkozy memperingatkan akan mempertimbangkan penarikan mundur dini jika langkah-langkah keamanan di Afghanistan bagi pasukan Prancis tidak membaik.