REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--- Kepala perusahaan minyak negara Iran, Ahmad Qalehbani menyatakan harga minyak mentah akan naik menjadi 120-150 dolar per barel atau setara 1,4 juta rupiah per barel. Namun demikian, Ahmad Qalehban tidak memberikan tenggat waktu prediksi atau detail lainnya tersebut.
Padahal, harga patokan minyak mentah AS pada Jumat (27/1) sekitar 99,56 dolar per barel. Pernyataan Qalehban datang setelah Iran mempersiapkan diri dengan membuat Rancangan Undang-Undang pelarangan penjualan minyak mentah ke negara-negara Uni Eropa.
Iran katanya, dalam jangka pendek dengan mudah menemukan pelanggan baru. Sementara jangka panjang Iran akan meningkatkan kapasitas penyulingan minyaknya. Embargo yang akan dilakukan Iran terhadap Uni Eropa, lanjutnya, akan menyebabkan lonjakan harga.
Iran adalah produsen terbesar kedua OPEC dan sekitar 80 persen dari pendapatan luar negeri negara itu berasal dari mengekspor 2,2 juta barel minyak per hari.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya berpendapat bahwa Iran sedang mencoba untuk mengembangkan teknologi senjata nuklir, sementara Teheran mengatakan program ini adalah untuk tujuan damai.