Ahad 29 Jan 2012 22:45 WIB

Gembong Pemberontak PNG Ditangkap

Rep: Satya Festiani/ Red: Chairul Akhmad
Peter O'Neill (tengah, memegang mic), saat berpidato di hadapan pendukungnya di Port Moresby, PNG, terkait kisruh di negaranya.
Foto: AP
Peter O'Neill (tengah, memegang mic), saat berpidato di hadapan pendukungnya di Port Moresby, PNG, terkait kisruh di negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY – Pemimpin pemberontakan Papua Nugini (PNG), Yaura Sasa, ditangkap oleh polisi setempat tadi malam. Polisi menangkapnya di sebuah penginapan dekat barak Taurama, tempat para pendukungnya berjaga dengan menggunakan senjata.

“Sasa bertindak kooperatif. Ia menyerahkan diri setelah wawancara,” ujar Juru Bicara Kepolisian, Dominic Kakas, Ahad (29/1).

Sasa kemudian hadir di ruang sidang Waigani pada Ahad pagi dengan tuduhan pemberontakan. Penuntutan akan dimulai setelah investigasi selesai. “Saat ini kami meminta agar Sasa menyuruh pendukungnya untuk menurunkan senjata dan membiarkan pengadilan menyelesaikan masalah ini,” kata Kakas.

Sasa mengaku tidak menyesali perbuatannya. Namun, ia ingin keadaan menjadi tenang. Ia juga mengeluhkan perlakuan polisi padanya. “Ketika saya dibawa ke kantor polisi tadi malam, saya tidak diperbolehkan menggunakan pengacara hingga sekarang. Prosedur yang saya jalani tidak benar,” ungkapnya seperti yang dilansir ABC. Ia kini ditahan di penjara Ibukota Bomana.

Sasa memimpin pemberontakan pada 26 Januari. Dibantu 20 pendukungnya, ia menahan Menteri Pertahanan, Brigadir Jenderal Francis Agwi. Ia kemudian menggantikan posisi Agwi. Sasa mengaku ditunjuk oleh Mantan PM Michael Somare yang ingin kembali menjabat sebagai Perdana Menteri.

Malamnya, Perdana Menteri Peter O’Neill mengumumkan pemberontakan telah berakhir setelah Agwi dibebaskan. Pasukan pemberontak menolak meninggalkan barak kecuali jika mereka diampuni.

Pemberontakan terjadi karena perebutan jabatan Perdana Menteri antara O’Neill dan Somare. Somare pernah menjabat sebagai perdana menteri. Namun, ia harus menyerahkan kekuasaanya karena berobat ke luar negeri. Mahkamah Agung pada bulan lalu mendukung Somare kembali menjabat. Di lain pihak, parlemen, milier dan polisi mendukung O’Neill.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement