Senin 30 Jan 2012 16:13 WIB

AS Buat Bom untuk Hancurkan Instalasi Bawah Tanah Iran

Reaktor nuklir Iran yang terletak di selatan kota Bushehr, Iran.
Foto: AP/Vahid Salemi
Reaktor nuklir Iran yang terletak di selatan kota Bushehr, Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Pentagon sedang meningkatkan upaya untuk membuat bom yang dapat menghancurkan instalasi bawah tanah Iran yang sangat dilindungi. 

Dimikian disebutkan harian Wall Street Journal, yang mengutip penjelasan pejabat Amerika Serikat, pada Sabtu (29/1). 

'"Bom 'penghancur tempat perlindungan bawah tanah' seberat 13.600 kilogram yang dikenal dengan Massive Ordnance Penetrator (MOP), dirancang secara khusus untuk menghancurkan perlindungan yang diperkeras dan dibuat oleh Iran dan Korea Utara untuk menyelubungi program nuklir mereka," demikian harian tersebut.

Namun uji coba awal menunjukkan bom tersebut tidak akan mampu menghancurkan sejumlah instalasi milik Iran baik karena kedalaman tempat itu mau pun karena Teheran telah menambah pelindung baru untuk melindunginya, kata harian tersebut.

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta saat wawancara dengan harian tersebut mengatakan pengembangan akan segera diselesaikan dan karenanya dia berharap bom tersebut siap dijatuhkan ke dalam liang pertahanan terdalam secepatnya.

"Kami masih mencoba mengembangkannya," kata Panetta.

Sejumlah pejabat AS mengatakan biaya yang baru akan memastikan senjata tersebut dapat lebih efektif untuk menyerang liang pertahanan terdalam termasuk Instalasi Pengayaan Uranium Fordow milik Iran. Fordow terletak di dalam pegunungan yang sulit dijangkau di Iran.

Tempat tersebut dikelilingi senjata pertahanan anti-pesawat sehingga membuat tempat itu sulit diserang oleh gempuran udara. Ketua Organisasi Tenaga Nuklir Energi Atom untuk Perdamaian atau Persenjataan Nuklir (AEOI) Fereidoon Abbasi pada awal Januari mengatakan Frodow "aman dari segala jenis ancaman musuh".

Teheran mengatakan telah memulai proyek pembangunan tersebut pada 2007 namun IAEA memperkirakan rancangan pengerjaannya dimulai pada 2006. Keberadaan instalasi tersebut terungkap setelah tempat itu terendus oleh Badan Intelejen Barat pada September 2009.

sumber : ANTARA/RIA Novosti-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement