REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak akan melakukan kunjungan selama sepekan ke Turki, Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab pada saat Seoul berupaya untuk mendiversifikasi sumber-sumber minyaknya.
Amerika Serikat ingin sekutu dekatnya Korea Selatan mengurangi pembelian minyak mentah Iran sejalan dengan gerakan yang dipimpinnya mengenakan sanksi kepada Teheran karena kecurigaan kepada program senjata nuklir negara itu.
Korea Selatan, importir minyak terbesar kelima dunia, saat ini mencakup sekitar 10 persen dari ekspor minyak Iran. Pihaknya belum memutus impor minyak Iran karena khawatir merusak ekonominya.
Kunjungan Lee ke Timur Tengah akan membantu Korea Selatan "mengamankan pasokan yang stabil sumber daya energi", kata kantor presiden, Senin (30/1).
Dia akan tiba di Turki pada Sabtu mendatang untuk kunjungan empat hari yang mencakup pembicaraan dengan Presiden Abdullah Gul mengenai perluasan perdagangan dan isu-isu lainnya.
"Agenda tersebut juga meliputi kemungkinan partisipasi perusahaan Korea Selatan dalam pembangunan infrastruktur Turki," katanya.
Pada tahun 2010 Korea Selatan membahas proyek senilai 20 miliar dolar AS untuk membangun reaktor nuklir di Turki, tetapi perundingan-perundingan ditunda karena adanya perbedaan-perbedaan. Korea Selatan mengoperasikan 20 pembangkit tenaga nuklir yang menghasilkan sekitar 35 persen dari kebutuhan listriknya, dan bersemangat untuk mengekspor keahlian sebagai mesin pertumbuhan baru.
Lee akan mengunjungi Arab Saudi pada 7-9 Februari untuk pembicaraan dengan Raja Abdullah mengenai penguatan kerja sama di bidang energi, konstruksi dan bidang-bidang lain. Dia akan mengunjungi Qatar pada 9 Februari dan melakukan persinggahan di Uni Emirat Arab (UAE) dalam perjalanan kembali ke Seoul.