REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSEL - Walaupun Uni Eropa (UE) terus mengancam embargo terhadap ekonomi dan minyak Iran, ternyata diam-diam negara-negara UE tetap menginginkan pendekatan diplomatik. Hal itu terlihat dari keinginan Presiden Dewan Eropa, Herman Van Rompuy, yang menyerukan pendekatan diplomatik dalam menyelesaikan sengketa program nuklir Iran.
"Pintu terbuka bagi Iran untuk terlibat dalam perundingan serius dan bermakna atas program nuklir Teheran, dan saya mengkonfirmasikan komitmen Uni Eropa untuk terus mengupayakan solusi diplomatik, sesuai dengan pendekatan dua arah," kata Van Rompuy. Demikian dilaporkan Press TV (31/1).
Anehnya Rompuy, pada saat yang sama tetap mendukung sanksi baru Uni Eropa terhadap Iran. Ide ini ia kemukakan di saat berbagai dukungan kebijakan para pemimpin Uni Eropa untuk membatasi kerjasama dengan Iran di sektor energi, perdagangan dan keuangan. Pejabat Uni Eropa itu mengklaim bahwa sanksi tersebut sama sekali tidak ditujukan kepada rakyat Iran.
Pada 23 Januari lalu, para menteri luar negeri Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk menjatuhkan impor minyak dari Iran atas program nuklir negara itu yang akan dimulai 1 Juli. Blok 27-negara anggota itu sepakat melarang impor minyak serta produk petroleum Iran serta membekukan aset Bank Sentral Iran di Uni Eropa. Selain itu Uni Eropa juga menerapkan larangan penjualan berlian, emas dan logam berharga lainnya ke Iran.