REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD - Pemerintah Irak mengecam Amerika Serikat (AS) atas penggunaan pesawat pengintai tanpa awaknya yang berseliweran di wilayah Irak. Irak mengatakan Washington harus meminta izin dari Baghdad sebelum menggunakan pesawat tersebut.
Juru bicara pemerintah Irak, Ali al-Dabbagh, mengatakan pada Selasa (31/1) seperti diberitakan Irib.ir, bahwa Kedutaan Besar AS perlu meminta persetujuan dari pemerintah Irak terlebih dahulu untuk setiap penerbangan pengintaian.
Dia mengungkapkan hal itu, karena sebelumnya, Presiden AS Barack Obama mengatakan, AS akan menerbangkan pesawat tanpa awak di dalam Irak. "Sejumlah pengintaian harus dilakukan untuk memastikan bahwa wilayah kedutaan kami terlindungi," ujar Obama.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh New York Times pada Ahad (29/1), tercatat sekitar 5.000 petugas keamanan swasta saat ini beraktivitas di Irak guna melindungi staf kedutaan (AS). Isu pesawat tanpa awak AS di Irak itu muncul beberapa pekan setelah pangkalan militer AS terakhir diserahkan kepada pejabat Irak pada 16 Desember 2011.
New York Times menambahkan, Departemen Luar Negeri AS sedang mempertimbangkan pengerahan pesawat tanpa awaknya di masa depan untuk pengintaian di berbagai negara termasuk Indonesia, Pakistan, dan Afghanistan, setelah penarikan total pasukan AS dalam dua tahun mendatang.