REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Rusia tidak akan membiarkan Dewan Keamanan PBB untuk mendorong aksi militer terhadap Suriah. Rusia tak mau pengalaman Libya terulang lagi.
"Jika oposisi Suriah menolak untuk berunding dengan pemerintah, apa alternatifnya? Apakah mereka akan memaksa Presiden untuk turun dan jika dia tidak bersedia? Lalu apa yang akan mereka lakukan? Apakah mengirim pesawat untuk membom Suriah? Kami sudah melewati itu sebelumnya," ujar Lavrov mengacu pada intervensi militer Barat di Libya pada Maret 2011.
Lavrov mengatakan hal itu saat berkunjung ke Sydney, Australia pada Selasa (31/1). "Dewan Keamanan PBB tidak akan pernah menyetujui hal itu dan Moskow tidak akan membiarkan dewan untuk melegalkan operasi gaya Libya di Suriah demi meredakan kerusuhan di negara Timur Tengah itu," tegasnya.
"Masyarakat internasional sayangnya tidak mengambil sikap di Libya dan kami tidak akan mengizinkan dewan untuk melegalkan sesuatu yang serupa dengan apa yang terjadi di Libya," tambahnya.
Para pejabat Liga Arab berada di Markas PBB di New York untuk meminta badan dunia ini memaksa Presiden Bashar al-Assad mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan kepada seorang deputi, yang kemudian membentuk pemerintah persatuan nasional dengan kelompok oposisi dalam waktu dua bulan.