REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sanksi embargo minyak yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dinilai kurang berat. Para anggota Kongres di Washington mengumumkan usulan untuk menjatuhkan sanksi yang lebih berat.
Para anggota Kongres AS mengusulkan untuk menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan minyak dan angkutan laut nasional Iran. Selain itu, anggota Kongres juga mendesak agar kemampuan untuk menggunakan pelayanan bank elektronik dibatasi.
Ketegangan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini sejak Amerika dan Uni Eropa memberlakukan sanksi bagi Iran. Barat memaksa Iran untuk memberikan lebih banyak informasi mengenai program nuklirnya.
Direktur Dinas Intelijen Amerika (CIA) David Petraeus mengatakan, sanksi-sanksi yang telah dijatuhkan AS telah menyulitkan Iran.
Stephen Zunes, seorang analis mengenai Timur Tengah pada Universitas San Francisco, mengatakan, sanksi-sanksi tersebut mempunyai dampak ekonomi, tetapi dampak politiknya belum terlihat.
Dari Teheran dilaporkan, Iran telah melakukan pembicaraan dengan para inspektur dari badan pengawas nuklir PBB. Hasilnya, kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan dialog mereka.
Para inspektur senior dari Badan Energy Atom International (IAEA) itu mengunjungi ke Teheran hari Sabtu untuk bertemu dengan para pejabat Iran mengenai kecurigaan bahwa pengolahan uranium negara Islam itu bertujuan untuk membuat senjata nuklir. Iran mengatakan usahanya hanyalah untuk pemebangkit listrik.