Jumat 03 Feb 2012 10:52 WIB

AS Khawatir Israel Serang Iran

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak.
Foto: NET
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM — Pemimpin Israel, Kamis (2/2) melemparkan peringatan kepada Iran untuk menyerang lokasi pengayaan nuklir Iran. Peringatan ini menambah kekisruhan yang dilontarkan Israel,  yang bahkan bisa memperluas konflik militer di Timur Tengah.

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, menyampaikan peringatan itu di forum keamanan yang dihadiri beberapa jajaran papan atas militer dan intelijen Israel. Dia menyatakan, waktu sudah habis untuk menghentikan kemajuan nuklir Iran, karena negara itu malah membangun bunker. "Siapa pun yang mengatakan 'nanti' bisa melihat bahwa 'nanti' itu sudah sangat terlambat," kata Ehud Barak seperti diberitakan Washington Post, Jumat (3/2).

Perkataannya itu memperlihatkan adanya kerenggangan antara pendapat Israel dengan para pejabat Amerika Serikat atas upaya untuk menghentikan program nuklir Iran. Pihak intelijen negara-negara Barat mengatakan bahwa program nuklir Iran itu bisa berkembang ke arah pengayaan persenjataan nuklir.

Meski melihat ancaman soal nuklir Iran itu, pejabat AS khawatir dikaburkan oleh pernyataan Israel yang bisa memperluas dampaknya pada ekonomi dan keamanan. Hal itu mungkin saja tidak mampu untuk mengakhiri serangan atas nuklir Iran.

“Pemerintahan Obama khawatir atas kemungkinan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran tahun ini," kata Cliff Kupchan, mantan pejabat Kementerian Luar Negeri Bidang Kebijakan Iran di masa pemerintahan Clinton. Beberapa waktu ini, dia baru kembali usai pertemuan dengan para pejabat Israel. Dia mengatakan, Israel menolak untuk menjamin Washington dengan pemberitahuan sebelumnya. 

Pejabat Pertahanan Leon E Panetta termasuk salah satu pejabat AS yang turut menyampaikan kekhawatirannya atas posisi Israel dalam rencana serangan itu. "Israel nampaknya mempertimbangkan hal ini dan kami menyampaikan kekhawatiran," kata Panetta, Kamis (2/2) setelah pertemuan NAT di Brussels. Panetta menolak mengomentari laporan bahwa serangan Israel itu bakal digelar musim semi ini, bahkan diduga di awal Apri.

Meski Pemerintahan Obama tidak memerintahkan militernya untuk menyerang Iran, Gedung Putih tetap khawatir serangan tersebut bakal menghancurkan koalisi internasional yang digalang selama tiga tahun ini untuk menghadapi nuklir Iran, yang selama ini diakui sebagai program untuk tujuan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement