KAIRO --- Akibat terkena tembakan aparat, tiga warga Mesir tewas dikabarkan tewas. Mereka meninggal saat saat berunjuk rasa terkait kerusuhan sepakbola yang menewaskan 74 suporter. Associated Press melaporkan dua pengunjuk rasa tewas di dekat kantor Kementerian Luar Negeri Mesir, sedang seorang lain meninggal di daerah Suez. "Kepolisian Kairo menembakan gas air mata dan peluru tajam ke arah demonstran yang memprotes sepakbola," tulis Associated Press.
Seorang dokter kemanusiaan yang tak ingin disebut namaanya mengatakan pengunjuk rasa yang meninggal di dekat kantor Kementrian Dalam Negeri Mesir adalah pria warga Kairo. Dia meninggal terkena tembakan jarak dekat dari petugas keamanan. Sang dokter juga mengatakan, rumah sakit di lapangan Tahrir Square juga dibanjiri pengunjuk rasa yang cedera akibat bentrok pada Jumat dini hari.
Sementara itu pejabat kesehatan Mesir, Mohammed Lasheen menyatakan sekitar 3.000 pengunjuk rasa berdemonstrasi di depan Markas Kepolisian Kota Suez. Polisi yang berusaha membubarkan pengunjuk rasa menembakkan gas air mata dan peluru tajam ke arah kerumunan massa. Selain menewaskan dua orang demonstran, seorang pengunjuk rasa dilaporkan berada dalam kondisi kritis lantaran tertembak di bagian leher. Kendati terus mendapat kecaman, Kepala Keamanan Suez membantah bila aparat melakukan kekerasan kepada pengunjuk rasa.
Pasca kerusuhan sepakbola yang terjadi antara pendukung tim Al-masry dan Al-Ahlu pada Rabu (1/2) lalu, unjuk rasa yang menuntut pemeritahan militer Mesir menletakkan kekuasaan kian meningkat. Mereka menuding Marsekal Husein Tantawi gagal dalam mengatur proses transisi demokrasi Mesir. Di sisi lain, berkembang spekulasi bahwa kerusuhan sengaja diciptakan aparat kepolisian yang tidak puas atas jatuhnya rezim Husni Mubarok. Selama pemerintahannya, Mubarok kerap menjadikan polisi sebagai alat mengintimidasi warga Mesir.