REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Banjir darah terus terjadi di Afghanistan. Selama 2011, perang telah menewaskan 3.021 warga sipil.
Laporan PBB menyebutkan lebih dari 3.000 warga sipil tewas dalam konflik di Afghanistan tahun lalu, tahun dengan korban terbanyak dalam perang selama satu dekade.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan mengatakan, warga sipil yang tewas pada tahun 2011, naik 8 persen dibanding tahun sebelumnya, dan merupakan tahun kelima berturut-turut dengan jumlah korban tewas meningkat.
Laporan itu juga menyebutkan, pemberontak bertanggung jawab atas 77 persen kematian warga sipil di Afghanistan. Pasukan yang dipimpin NATO dan pasukan pemerintah Afghanistan menyebabkan 410 kematian warga sipil, turun 4 persen dari tahun 2010. 279 lebih kematian warga sipil lainnya tidak dapat dikaitkan dengan militan atau pasukan pemerintah.
Laporan itu mengatakan bom, termasuk ranjau pinggir jalan yang meledak ketika diinjak orang atau dilindas kendaraan, merupakan "pembunuh tunggal terbesar anak-anak, perempuan dan laki-laki di Afghanistan" pada tahun 2011, menjadi penyebab sekitar sepertiga dari warga sipil yang tewas .
Korban tewas karena bunuh diri meningkat secara dramatis pada tahun 2011 menjadi 450, naik 80 persen dari tahun 2010. Utusan khusus PBB Jan Kubis mengatakan "korban anak-anak, perempuan dan laki-laki yang tewas di Afghanistan terus bertambah."