REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Konflik Karabakh Nagorny di Azerbaijan membuat Amerika Serikat (AS) melakukan langkah untuk mendesak solusi damai di wilayah separatis di negara itu. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Hillary Clinton mengatakan kepada Menlu Armenia, Edward Nalbandian, bahwa konflik Karabakh Nagorny harus diselesaikan hanya dengan cara damai
Menurut Kementerian Luar Negeri Armenia dalam pemberitaan kantor berita Rusia, RIA Novosti, Hillary Clinton mengatakan bahwa AS sebagai ketua bersama Kelompok Minsk OSCE berupaya menengahi konflik atas wilayah separatis tersebut. Di sana, berpenduduk mayoritas etnik Armenia. AS akan terus bekerja sama dengan pihak-pihak yang berlawanan untuk membantu mereka mencapai kesepakatan.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Sabtu (4/2) di Konferensi Keamanan Munich ke-48, Nalbandian memuji peran mediasi AS dan membicarakan mengenai hasil pertemuan 23 Januari antara presiden Armenia, Rusia dan Azerbaijan di resor Rusia selatan Sochi di Laut Hitam.
Hillary Clinton juga membahas masalah penyelesaian konflik dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Konflik antara dua negara Kaukasus itu meletus pada akhir 1980-an, ketika Nagorny Karabakh merdeka dari Azerbaijan. Konflik ini diperkirakan telah menewaskan lebih dari 30 ribu orang di kedua belah pihak antara 1988 dan 1994. Wilayah tersebut sejak itu dikontrol oleh Armenia.
Rusia telah menengahi pembicaraan damai selama hampir dua dekade. Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan baru-baru ini bahwa konflik tersebut dapat diselesaikan kapanpun jika kedua negara setuju untuk berkompromi.