REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu memperingatkan para menteri dari partai politiknya, Partai Likud untuk menghindari mengeluarkan pernyataan tentang kemungkinan serangan militer terhadap Iran.
"Ungkapan ini akan berakibat fatal dan menempatkan Israel di garis depan serta menghambat upaya sanksi," Ynetnews mengutip Netanyahu selama pertemuan tingkat menteri Likud di al-Quds (Yerusalem) pada Ahad (5/2).
Pada tanggal 2 Februari, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, jika sanksi-sanksi Barat yang diberlakukan terhadap Iran gagal untuk menghentikan program nuklirnya, maka tindakan militer terhadap negara ini harus masuk dalam agenda.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Ya'alon telah mengancam Iran dengan serangan militer terhadap fasilitas nuklirnya dalam upaya untuk memaksa Republik Islam Iran meninggalkan kegiatan nuklirnya.
Pada Konferensi tahunan Herzliya ke-12 di Israel Kamis lalu, Ya`alon mengatakan bahwa situs atom Teheran berada dalam jarak pukul Tel Aviv dan setiap fasilitas yang dipertahankan oleh manusia dapat ditembus.