REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Amerika Serikat (AS) bersumpah akan menghentikan aliran dana dan pasokan senjata ke Suriah jika Rusia dan Cina jadi memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Kami akan mencari dukungan regional dan nasional untuk melawan Suriah dan memperkuat apa saja yang kita miliki. Kami akan mengeringkan sumber dana dan pengiriman senjata,” kata Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, Ahad (5/2).
Sementara Senator Joe Lieberman, justru berbicara mengenai pilihan memerangi secara militer. "Jika Rusia dan Cina tidak mengubah pikiran mereka tentang veto, maka dunia tidak akan mengizinkan kita untuk mengatakan tidak ada yang dapat kita lakukan tentang hal itu," kata Lieberman.
Lanjutnya, kita harus mulai berpikir apa yang bisa dilakukan, terutama dengan Liga Arab. "Saya pikir itu dimulai dengan dukungan kepada Pasukan Suriah Bebas (FSA). Menurut Lieberman, dukungan dapat berupa pasokan medis dan pengawasan pengintaian. "Dan kemudian menyediakan mereka senjata," katanya saat diskusi panel tentang Timur Tengah.
Kepala Dewan Nasional Suriah, Burhan Ghalioun, menilai dukungan seperti itu kemungkinan dapat dilakukan jika diperlukan untuk melindungi orang-orang Suriah. Komandan Tentara Suriah Bebas (FSA), Kolonel Riad al-Assad juga mengatakan tidak ada jalan lain kecuali aksi militer oleh para pejuangnya untuk menggulingkan Assad.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Elaraby mengatakan negara-negara Arab tidak melakukan upaya menghentikan krisis Suriah. Namun begitu, negara-negara Arab juga menyatakan marah atas veto ganda yang dilakukan Rusia dan Cina.
“Hak Veto Rusia dan Cina menandakan peniadaan dukungan internasional yang jelas untuk resolusi Liga Arab,”kata Elaraby.