REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY - Ketegangan di Timur Tengah terkait nuklir Iran dapat memicu lonjakan harga minyak dunia. Seorang pejabat senior Kuwait memprediksikan, harga minyak dapat melonjak mencapai 160 dolar AS per barel jika ketegangan seputar embargo minyak Iran tetap berlangsung atau dalam situasi konflik.
"Jika embargo atas minyak Iran diberlakukan atau pergerakan militer mendekati Selaat Hormuz, maka harga minyak diperkirakan melambung ke kisaran 150 sampai 160 dolar AS per barel,"kata anggota dewan Korporasi Perminyakan Kuwait Ali al-Hajeri kepada harian Al-Seyassah, Senin (6/2)
Namun Hajeri mengatakan, harga setinggi itu tidak akan berlangsung lama dan akan kembali ke tingkat normal.
Uni Eropa menerapkan embargo impor minyak Iran, dan Teheran telah mengancam akan melakukan tindakan balasan dengan menutup selat Hormuz, jalur perairan strategis untuk ekspor minyak Teluk, jika negara itu tidak diijinkan mengekspor minyak mentahnya.
Hajeri menyatakan bahwa harga saat ini antara 100-105 dolar AS per barel "wajar dan dapat diterima oleh para produsen dan konsumen," dan mengatakan setiap harga naik akan menambah beban ekonomi global.