REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mesir membuka pendaftaran calon presiden pada 10 Maret, kata sejumlah pejabat, Senin (6/2), yang mengisyaratkan bahwa penguasa militer mempercepat rencana mereka bagi penyerahan kekuasan kepada sipil.
Abdel Moez Ibrahim, seorang anggota komite tertinggi pemilihan presiden, mengatakan kepada surat kabar online Al-Ahram, persiapan akan dimulai bila pemilihan Dewan Syura, atau majelis tinggi parlemen, berakir pada akhir bulan ini.
Ia menambahkan, keputusan itu diambil setelah tekanan dari kelompok-kelompok politik bagi percepatan penyerahan kekuasaan kepada sipil. Seorang pejabat lain Mesir mengkonfirmasi jadwal pendaftaran calon presiden itu. Mesir dilanda pergolakan anti-pemerintah sejak 25 Januari 2011.
Buntut dari demonstrasi mematikan selama lebih dari dua pekan di negara itu, Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari 2011 setelah berkuasa 30 tahun dan menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, sebuah badan yang mencakup sekitar 20 jendral yang sebagian besar tidak dikenal umum sebelum pemberontakan yang menjatuhkan pemimpin Mesir itu.
Sampai pemilu dilaksanakan, dewan militer Mesir menjadi badan eksekutif negara, yang mengawasi pemerintah sementara yang dipimpin perdana menteri.
Mubarak kini menghadapi tuduhan-tuduhan yang mencakup penyalahgunaan kekuasan dan membunuh pemrotes. Lebih dari 840 orang tewas dalam demonstrasi 18 hari.