REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serangan-serangan roket, mortir, artileri, dan meriam dilancarkan oleh pasukan pemerintah ke kota Homs, Suriah. Kota itu dan beberapa daerah lainnya di Suriah dilanda aksi protes masyarakat atas pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Menurut laporan para aktivis di Suriah, serangan itu menewaskan sekitar 79 orang warga sipil. Sementara, Washington menutup kedutaan besarnya di Damaskus dan Inggris memanaggil pulang dubesnya.
Dewan nasional Suriah (SNC) mengatakan, pasukan pemerintah mengepung Homs dengan tank, Senin (6/2), seperti diberitakan AFP dan dikutip Antara, Selasa (7/2). SNC juga memperkirakan bakal terjadi pembunuhan massal atau genosida di kota Suriah Tengah itu.
Kelompok hak asasi manusia Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan sedikitnya 42 warga sipil di Homs saja tewas dalam satu hari serangan itu. Diperkirakan korban tewas bakal meningkat jumlahnya, karena puluhan orang yang cedera berada dalam kondisi kritis.
Media pemerintah memberitakan tiga tentara tewas dan mengatakan satu "kelompok teroris" meledakkan satu pipa minyak di Homs. Militer juga menyerang daerah Zabadani dekat Damaskus dengan tembakan dari tank, menewaskan setidaknya sepuluh orang, kata Observatorium yang berpangkalan di Inggris itu. Sejumlah korban tewas juga terjadi di Rastan, Jula, dan Qusair.