REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kekhawatiran keamanan di Nigeria dan relatif tingginya penilaian ketua bank sentral Amerika Serikat terhadap ekonomi Uni Eropa mendorong harga minyak lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB), kata para pedagang.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik 1,50 dolar AS per barel dari penutupan Senin menjadi 98,41 dolar AS.
Di London, harga minyak mentah Brent North Sea untuk Maret melampaui 117 dolar AS per barel, tingkat tertinggi dalam enam bulan terakhir, sebelum menetap kembali menjadi berakhir pada 116,23 dolar AS, atau naik 30 sen dari hari sebelumnya.
Rich Ilczysyn dari iTrader memuji pengakuan Ketua Federal Reserve AS Ben Bernanke di Kongres pada Selasa, ketika ia mengatakan kepada para anggota Senat bahwa hanya negara-negara yang lebih lemah dari Eropa yang telah memasuki resesi, memberikan harapan bahwa wilayah yang lebih luas akan tetap "di atas air".
Komentar itu muncul untuk membantu kenaikan euro terhadap dolar -- yang biasanya juga menguntungkan harga minyak yang dihargakan dalam mata uang dolar .
Ilszysyn juga menyebutkan lonjakan harga didorong spekulasi bahwa penyelesaian masalah utang Yunani dengan para kreditornya yang lama ditunggu-tunggu sudah mendekati kesepakatan.
Analis Commerzbank Carsten Fritsch mengatakan, ancaman oleh pemberontak Nigeria terhadap instalasi minyak di produsen minyak mentah terbesar Afrika telah menambah kenaikan harga.
"Para pemberontak di Nigeria mengancam serangan lebih lanjut pada fasilitas produksi minyak di Delta Niger," katanya.
"Minyak mentah dari Nigeria, karena kualitasnya, termasuk keluarga minyak mentah jenis Brent atau dapat digunakan sebagai pengganti Brent. Dengan demikian, kekurangan pasokan dari Nigeria bisa membatasi ketersediaan Brent."