Rabu 08 Feb 2012 14:43 WIB

Diprotes Rakyat Jepang, AS Pindahkan 4.700 Tentaranya ke Guam

Tentara AS (ilustrasi)
Tentara AS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat akan memindahkan 4.700 Marinir dari pulau Okinawa, Jepang, ke Guam kendatipun tanpa ada kemajuan menyangkut rencana untuk merelokasi satu pangkalan AS di Jepang. 

Keputusan itu diperkirakan akan diumumkan di Tokyo dan Washington dalam beberapa hari ke depan setelah perundingan-perundingan di Washington antara wakil-wakil senior dari masing-masing pemerintah. Pada 2006, AS dan Jepang sepakat untuk memindahkan sekitar 8.000 Marinir dari Okinawa ke wilayah Guam milik AS dan relokasi Pangkalan Udara Korps Marinir Futenma di Okinawa.

Pemindahan pasukan AS itu selalu dikaitkan dengan relokasi pangkalan udara Marinir itu, tetapi rencana tersebut macet karena Tokyo menghadapi penentangan kuat dari penduduk Okinawa menyangkut rencana itu.

Dalam satu perubahan kebijakan, Washington kini bersedia menarik lebih dari separuh pasukan itu ke Guam sementara menunggu kemajuan mengenai relokasi pangkalan itu.

"Yang kami sedang pertimbangkan untuk dilakukan adalah memindahkan pasukan ke Guam dan instalasi pengganti Futenma," kata seorang pejabat pertahanan, sebagaimana dilansir AFP, Selasa (7/2).

Pemindahan pasukan ke Guam adalah pertama kali dilaporkan di media Jepang. Tetapi para pejabat pertahanan AS dan para perwira militer tidak dapat mengonfirmasikan laporan-laporan di Jepang dengan mengatakan 3.300 Marinir yang masih tersisa di Jepang akan dikerahkan ke negara-negara Asia lainnya.

Banyak penduduk Okinawa selama puluhan tahun marah karena memikul beban lebih dari separuh 50 ribu tentara AS di Jepang ditampung di pulau itu. Mereka menentang rencana yang akan merelokasi pangkalan AS ke bagian lain pulau itu.

Menurut media Jepang, rencana pemindahan Marinir ke Guam mungkin merupakan kompromi sikap Tokyo karena para pejabat pemerintah Jepang menggunakan itu sebagai upaya untuk meyakinkan penduduk Okinawa agar menyetujui relokasi pangkalan itu.

sumber : ANTARA/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement