REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Pemimpin Hizbullah, kelompok Syiah bersenjata di Lebanon menyampaikan kembali dukungannya bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dirundung masalah, dalam menghadapi upaya Israel dan Barat untuk menggulingkan dia.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah membela cara Bashar menangani krisis Suriah, dan mengutip pembaruan yang telah ia lancarkan serta kesediaannya untuk mengadakan dialog dengan oposisi.
Nasrallah juga mengatakan tak pernah terlalu terlambat untuk melancarkan pembicaraan antarkelompok yang bertikai.
"Siapa pun yang ingin memelihara (kestabilan) di Suriah takkan pernah mengatakan keadaan sangat terlambat, tapi malah akan meluncurkan dialog tanpa prasyarat apa pun," kata Nasrallah di dalam pidato yang ditayangkan televisi selama satu pertemuan umum Hizbullah di Beirut selatan, Rabu (8/2).
Pemimpin Hizbullah itu mengatakan ada upaya persekongkolan oleh Barat, Israel dan beberapa negara Arab, dengan tujuan mengakhiri kekuasaan Bashar. Ia merujuk kepada Dewan Kerja Sama Teluk.
Nasrallah mengatakan, semua upaya tersebut bukan untuk kepentingan rakyat Suriah.
Dari Washington dilaporkan pemerintah AS menyatakan tidak mempertimbangkan untuk mempersenjatai oposisi di Suriah, sementara kerusuhan 11 bulan terus merongrong negara Arab tersebut.
"Kami tak mempertimbangkan langkah itu sekarang," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.
"Kami sedang mengkaji kemungkinan untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah, dan kami akan bekerja sama dengan mitra kami, guna meningkatkan tekanan, pengucilan atas Bashar dan pemerintahnya," katanya.