REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hasan Amir Abdulahyan mengatakan, Iran menolak skenario seperti di Yaman diterapkan di Suriah. Hasan Amir menegaskan dukungan moral serta politik negerinya buat Suriah agar bisa keluar dari krisis saat ini.
Hasan Amir mengatakan, Iran sepenuhnya menolak campur tangan militer asing di Suriah. "Poros Amerika-Zionis hidup dalam kondisi yang tak menguntungkan untuk mengobarkan perang di Suriah," katanya.
Hasan Amir percaya penyelesaian bagi krisis saat ini di Suriah semata-mata harus bersifat politik, dan menekankan dukungan politik negerinya guna mengakhiri krisis tersebut.
"Bukan untuk kepentingan semua orang jika ada yang memikirkan campur tangan militer di Suriah," kata Hasan Amir sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis (9/2).
Diplomat Iran itu juga mengecam keputusan negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk menarik misi diplomatik mereka dari Suriah, dan menganggap keputusan tersebut sebagai tindakan yang terburu-buru, dan takkan membantu dalam penyelesaian krisis di Suriah.
Negara anggota GCC telah memutuskan untuk menarik duta besar mereka dari Suriah, dan pada saat yang sama menuntut semua duta besar Suriah di negara Teluk agar pergi, dengan alasan kerusuhan yang meningkat di negara yang dirongrong protes itu.
Liga Arab baru-baru ini telah mengajukan rencana baru guna menyelesaikan kerusuhan di Suriah, dan mendesak skenario seperti di Yaman untuk diterapkan di Suriah, terutama dengan menyeru Presiden Bashar al-Assad agar menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada wakil pertamanya. Namun rencana tersebut ditolak dengan tegas oleh pemimpin Suriah tersebut.
Sementara itu, Hasan Amir mengatakan dibebaskannya warga negara Iran yang belum lama ini diculik di Suriah terjadi setelah penengahan Turki.
Sehari sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengkonfirmasi dibebaskannya 11 warga negara Iran yang diculik awal Februari di Suriah. Mehmanparast mengatakan 11 peziarah Iran tersebut dibebaskan dengan bantuan 'negara bersahabat'.
Kantor berita Iran, Mehr, melaporkan peziarah Iran yang diculik itu dibebaskan lewat bantuan Turki, setelah mereka diculik di satu jalan yang menghubungkan kota Hama di Suriah dengan ibu kota negeri tersebut, Damaskus, pada 1 Februari.
Telah terjadi serangkaian penculikan warga negara Iran selama beberapa bulan belakangan di Suriah. Pada 26 Januari, sekelompok pria tak dikenal yang bersenjata menghentikan satu bus yang membawa peziarah Iran di satu jalan dari Damaskus ke kota Aleppo di bagian barat-laut Suriah. Sebanyak 11 orang diculik dalam peristiwa tersebut.