REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Menanggapi protes dari konsumen, CEO Apple, Tim Cook membantah tudingan bahwa perusahaan tidak peduli dengan kesejahteraan pekerja di Foxconn--manufaktur pemasok suku cadang terbesar Apple. Ia menyebut tuduhan itu sepenuhnya kesalahan besar.
"Apa yang tak akan kami lakukan dan itu tak pernah kami lakukan adalah diam saja dan pura-pura buta dengan masalah dalam rantai pemasok kami," ujarnya dalam surat elektronik. "Kali ini anda bisa pegang kata-kata saya.
Namun pengorganisir di balik aksi Kamis lalu menginginkan lebih dari ucapan Cook. "Saat ini kita memiliki kesempatan besar sebagai konsumen etis. Peluncuran iPhone 5 pada akhir tahun merupakan rilis terbesar pertama bagi CEO baru Apple, Tim Cook, dan ia tak bisa menerima kemungkinan terjadi kesalahan, termasuk publikasi negatif tentang bagaimana pemasok Apple memperlakukan pekerjannya," bunyi bagian dari petisi yang dibawa oleh massa aksi.
Petisi itu juga sudah dipublikasikan online. "Itulah mengapa kami meluncurkan kampanye pekan ini agar Apple segera mengatasi masalah berkaitan perlakuan perusahaan pemasok terhadap pekerjannya sebelum peluncuran iPhone 5."
Pada Kamis kemarin, sejumlah konsumen melakukan aksi di toko Grand Central Station, New York. Selain titik itu sebagai demo utama, para demonstran juga akan mengantarkan petisi ke sejumlah toko Apple lain di San Fransico, Washington, D.C, Bangalore, London dan Sidney, di mana para aktivis juga menyerahkan brosur informasi kepada orang yang berlalu lalang.
Sementara para kumpulan hacker di bawah bendera Swagg Security, yang berperan dalam pembobolan surat elektronik karyawan Foxconn, termasuk surat pribadi untuk CEO Foxconn, Terry GOu, mengeluarkan pernyataan pengumumkan aksi pembobolan yang menegaskan bawa perusahaan yang disorot negatif sudah seharusnya bersiap menghadapi serangan semacam ini, berikut bunyi petikan pernyataa para hacker.
"Meski kami cukup kecewa dengan kondisi di Foxconn, kami tidak akan membobol sebuah perusahaan untuk alasan tertnetu dan meski kami sedikit tertarik dengan keberadaan iPhone 5, kami juga tidak meretas untuk alasan ini. Kami meretas untuk kepentingan dunia maya yang berbagi filosofi dan pandangan secara umum. Kami menikmati membuka rahasia pemerintah dan perusahaan, namun alasan lebih utama lagi ialah kenikmatan yang timbul dari menghancurkan dan mengompromikan sebuah infrastruktur."