REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS - Pemimpin partai Islam Tunisia al-Nahda, Rashed Ghannouchi, secara resmi mengumumkan bahwa Tunisia tidak akan pernah mengakui Israel sebagai negara. "Kami menolak mengakui Israel," ucapnya yang dilansir dalam presstv, Jumat (10/2).
Dalam media lokal Tunisia, Ghannouchi mengatakan gerakan perlawanan Islam di negara Afrika tidak ada hubungan dengan isu Palestina. Tapi ia memastikan bahwa Tunisia tidak akan berubah menjadi negara sekuler.
Tunisia mengalami revolusi besar-besaran setelah revolusi penggulingan mantan pemimpin diktator, Zine El Abidine Ben Ali. Ben Ali memerintah Tunisia selama 23 tahun berkat dukungan dari Amerika Serikat (AS).
Setelah revolusi, sentimen anti Israel terus berkembang. Sentimen anti Israel dimulai pada akhir tahun 2010 dan berujung pada penggulingan rezim Ben Ali.
Setelah revolusi, Partai Al-Nahda memenangkan mayoritas kursi di majelis parlemen Oktober lalu. Revolusi Tunisia menandai dimulainya gelombang Kebangkitan Islam di seluruh Afrika Utara, hingga ke Timur Tengah. Beberapa negara bahkan telah mengarah pada perubahan politik kebangkitan Islam seperti di Mesir dan Libya.