REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Iran merupakan bagian dari masyarakat internasional yang mencintai perdamaian. Tuduhan negara adidaya Amerika dan sekutunya atas bom nuklir Iran tidak beralasan. Itulah yang dikatakan Duta Besar Iran untuk Indonesia, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh saat perayaan Hari Nasional Iran ke 33, Jumat (10/2).
Bangsa kami, ujarnya, sudah ribuan tahun tinggal di kawasan Timur Tengah. “Dalam ribuan tahun itu kami tidak pernah menyerang bagian apa pun dari bagian dunian. Sekitar 2500 tahun lalu hanya dua kerajaan di dunia dan Iran adalah salah satunya. Meski Iran kerajaan terbesar saat itu, kami tidak menemukan invasi apa pun yang dilakukan,” kata Farazandeh di kantor dinasnya.
Bangsa Iran, lanjut dia, tidak pernah siap dan tidak pernah bisa untuk membunuh masyarakat negara lainnya dengan bom atom. “Dalam genetika kamim tidak terdapat sifat peperangan seperti itu,” katanya.
Namun demikian, jika ada invasi terhadap Iran, maka jawabannya lebih keras dan memukul. “Dalam peradaban Iran, budaya merupakan salah satu bentuk dari rasa kasih sayang dan persahabatan tetapi pada saat yang sama dan jika terjadi invasi apa pun, masyarakat kami siap untuk memberikan jawaban yang lebih keras,” katanya.
Mungkin musuh dapat membunuh rakyat dengan persenjataan yang canggih, tetapi mereka tidak dapat menakut-nakuti Iran. ”Hari ini kita dapat menyaksikan kebangkitan dan kesadaran Islami bangsa-bangsa Muslim yang ingin melepaskan diri dari hegemoni dan kebergantungan pikiran,” katanya.
Kini, lanjutnya, era penyebarluasan fitnah diantara umat Islam telah usai. ”Kini bangsa-bangsa Muslim sedang mengambil langkah-langkah mendasar menuju penentuan masa depan mereka dan persatuan antara umat Muslim serta kaum marginal di dunia,”katanya.
Menurutnya, menjaga perdamaian diantara bangsa-bangsa di kawasan merupakan kunci utama. “Dengan memprotes cara-cara ilegal dan di luar logika yang selama ini dilaksanakan oleh negara-negara adidaya dan zalim di dunia,”katanya.
Farazandeh juga menyebutkan, penting adanya pemberian kebebasan berpendapat untuk mengekspresikan diri, menghormati hak sah setiap bangsa. “Perserikatan Bangsa Bangsa maupun Dewan Keamanan PBB tidak boleh diperalat untuk meruntuhkan dan menekan pemerintah-pemerintah yang tak sejalan dengan kepentingan beberapa negara tertentu. Harapan kami begitu besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa yang mengharapkan kemerdekaan dan mengharapkan kebebasan di kawasan dan berbagai belahan dunia,” katanya.