Ahad 12 Feb 2012 16:06 WIB

Jenderal Suriah Ditembak Penembak Misterius

REPUBLIKA.CO.ID, Kantor berita pemerintah Suriah menyatakan orang-orang bersenjata telah menembak mati seorang pejabat tinggi militer Suriah di ibukota, Damaskus. Kantor berita SANA menyatakan tiga lelaki bersenjata melepaskan tembakan terhadap Brigjen Issa al-Khouli pada Sabtu (11/2) pagi sewaktu setempat, saat ia meninggalkan rumahnya di Rukn-Eddin.

Pertempuran juga dilaporkan berlangsung semalam di ibukota antara pemberontak dari Tentara Pembebasan Suriah dan pasukan pemerintah. Ketegangan masih tinggi di seantero Suriah sementara pasukan keamanan memperketat cengkeramannya di kawasan-kawasan oposisi.

Citra satelit yang dilansir baru-baru ini dari DigitalGlobe yang berbasis di Amerika disebut-sebut memperlihatkan tank-tank Suriah dan kendaraan-kendaraan lapis baja di dekat permukiman oposisi  di Homs.

Kelompok-kelompok HAM menyatakan lebih dari 300 orang tewas di sana pada pekan lalu sebagai bagian dari berlanjutnya tindak kekerasan pemerintah di wilayah-wilayah pemberontak.

Hari Jumat, sedikitnya 28 orang tewas dan ratusan orang luka-luka setelah ledakan ganda yang menarget bangunan intelijen militer dan markas pasukan keamanan di kota Aleppo, Suriah Utara.

Televisi pemerintah Suriah menuding serangan itu dilakukan oleh teroris-teroris bersenjata, tetapi seorang pemimpin pemberontak (Kolonel Riyadh al-Asaad) yang memimpin Tentara Pembebasan Suriah menyangkal bertanggung jawab dan menuduh pemerintah berada di balik pengeboman itu.

Laporan dari McClatchy Newspapers mengutip sumber-sumber Amerika yang tidak disebutkan nama mereka menuduh serangan tersebut dan dua serangan baru-baru ini di Damaskus, dilakukan oleh cabang al-Qaida di Irak.

Perselisihan antargolongan meningkat sementara pembunuhan bertambah banyak pada pihak-pihak yang terlibat konflik. Pasukan propemerintah yang dipimpin para anggota kelompok minoritas Syiah Alawi.

Presiden Suriah Bashar al-Assad berasal dari kelompok ini. Pihak berwenang Suriah menuding teroris-teroris bersenjata sebagai penyebab revolusi, dan mengatakan mereka bertanggungjawab atas serangan antargolongan dalam beberapa hari belakangan.

sumber : VOA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement