Senin 13 Feb 2012 09:14 WIB

Sanksi Iran, Harga Bensin di AS Melonjak

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hafidz Muftisany
bensin di amerika (ilustrasi)
Foto: greencar
bensin di amerika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Baru-baru ini dilakukan survey dan pengamatan oleh Lundberg Survey Inc, yang menunjukkan Harga rata-rata bensin di stasiun pengisian di Amerika Serikat naik 11,57 sen menjadi 3,51 dolar AS per galon.

Kenaikan harga ini diamati terjadi pada tiga pekan terakhir hingga Jumat (10/2). Data ini juga didasarkan pada survei perusahaan Camarillo, sebuah perusahaan pemilik terminal pengisian bensin terbesar di AS yang berbasis di California dengan 2.500 stasiun oengisian.

Presiden Lundberg Survey, Trilby Lundberg mengatakan, Brent dipengaruhi oleh penurunan produksi Laut Utara. "Yaitu kerusuhan di Sudan dan Sudan Selatan hingga penutupan saluran pipa atas sanksi pemotongan ekspor minyak Iran," katanya yang diambil dari Presstv, Senin (13/2).

Harga minyak yang merangkak naik secara tajam adalah minyak Brent mengalami kenaikan tajam 7,45 dolar AS per barel selama periode tiga minggu dari survei terakhir. Sedangkan minyak mentah West Texas hanya naik 21 sen per barel.

Lanjut ia mengatakan, ini adalah fakta yang terjadi di AS, bahwa perusahaan penyuling minyak di AS lebih sensitif terhadap apa yang terjadi pada kondisi Brent daripada West Texas. "Kami melihat dinamika yang kuat mempengaruhi pasar minyak mentah AS berada luar pantai kita," ujarnya.

Kenaikan harga tersebut 42,89 sen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, ketika harga rata-rata pada saat itu adalah 3 dolar AS per galon (1 AS galon = 3,7 liter).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement