Selasa 14 Feb 2012 02:03 WIB

Survei: Dua dari Lima Warga Singapura tak Siap Punya Anak

Siapkan dana pendidikan anak semenjak dia masih bayi. Ilustrasi
Foto: .
Siapkan dana pendidikan anak semenjak dia masih bayi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura bakal menghadapi masalah kependudukan. Soalnya, berdasarkan hasil survei oleh organisasi kesejahteraan sukarela I Love Children, sebanyak dua dari lima orang berusia antara 21 dan 39 di Singapura mengatakan mereka tidak siap untuk memiliki bayi.

Survei tersebut menunjukkan bahwa kesiapan mental adalah alasan kedua yang paling banyak dikutip untuk tidak memiliki bayi. Sementara, menurut harian Straits Times, Senin (13/2), masalah keuangan berada dalam puncak daftar survei sebagai alasan tertinggi dari warga Singapura.

Dalam survei serupa yang dilakukan pada tahun 2010, sekitar tiga dari 20 orang juga mengatakan mereka tidak siap mental untuk memiliki bayi lagi. Survei yang dilakukan tahun lalu itu mencakup 600 orang sebagai responden, dengan mayoritas telah menikah selama lebih dari dua tahun, tapi tidak punya anak. Sisanya adalah lajang, orang-orang yang akan segera menikah, baru menikah, menikah dengan anak, atau menikah dengan dua anak.

Alasan lain yang dikutip dalam survei ini adalah masalah waktu, karir menjadi prioritas, dan kurangnya kualitas, atau tunjangan perawatan anak yang terjangkau. Tingkat kesuburan Singapura, seperti diberitakan Xinhua, juga telah jauh di bawah tingkat penggantian, rata-rata 2,1 anak per perempuan.

Hal tersebut merosot ke rekor terendah pada indeks sebesar 1,15 pada tahun 2010 dan naik sedikit ke 1,2 tahun lalu. Namun, para pemimpin dan pengamat politik setempat mengatakan bahwa kecenderungan untuk naik masih belum bisa dicapai, apalagi untuk mendekati angka 2,1 dalam waktu dekat.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengajak rakyat di negara kota tersebut untuk memiliki lebih banyak bayi. Dia juga mengatakan bahwa beberapa kebijakan akan dikeluarkan untuk mengurangi beban orang tua, antara lain langkah-langkah seperti skema bonus bayi dan upaya untuk menciptakan iklim, serta sikap sosial yang mendukung untuk hal tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement