Senin 13 Feb 2012 19:55 WIB

Dikutuk Aktivis HAM, Malaysia Membela Diri Soal Deportasi Jurnalis Arab

Akun Hamza Kashgari
Foto: voa
Akun Hamza Kashgari

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR --  Malaysia membela diri atas tindakannya mendeportasi jurnalis Arab Saudi yang menjadi buron akibat komentarnya yang menghina Nabi Muhammad, dengan mengatakan Malaysia bukan tempat yang aman untuk berlindung bagi buronan.

Namun partai politik oposisi dan kelompok pembela hak azasi manusia mengutuk langkah yang diambil pemerintah Malaysia itu dan mengatakan pendeportasian Hamza Kashgari (23) dilakukan karena dia adalah termasuk dalam daftar aktivis prodemokrasi yang menyuarakan dukungan bagi Revolusi Melati di Iran.

"Jangan berpikir Malaysia menjadi negara transit yang aman atau tempat berlindung yang aman bagi orang yang menjadi buronan di negeri asalnya," kata Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishamuddin Hussein pada konferensi pers sebelumnya.

Kashgari ditahan di Malaysia pekan lalu setelah kabur dari Arab Saudi. Kashgari hidup dalam ketakutan setelah dia memposting komentar tentang Nabi Muhammad di jejaring sosial Twitter, yang memicu kemarahan. Menghina Nabi Muhammad sama halnya dengan menghujat Islam dan mendapatkan hukuman mati berdasarkan peraturan yang berlaku di Arab Saudi.

Kelompok pembela hak azasi manusia mengingatkan mendeportasi Kashgari akan sama halnya dengan menjatuhkan hukuman mati kepadanya, dan mendesak mayoritas Muslim di Malaysia membebaskannya.

Namun Kashgari dipulangkan dengan pengawalan pejabat Arab Saudi pada Ahad. "Saya tidak akan berkompromi. Jangan berpikir kamu bisa datang dan pergi dari Malaysia. Jangan pernah berpikir bahwa Malaysia adalah negara transit yang aman. Kami tidak akan menjadi juara dalam hak azasi manusia hanya untuk kepentingan atas hak azasi lainnya," ujar Hishamuddin.

Menteri itu mengatakan Kashgari ditahan atas permintaan pemerintah Arab Saudi dan menyalahkan pejabat kepolisian yang pada awalnya mengklaim bahwa Interpol juga terlibat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement