REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sebanyak 29 anak Somalia harus meregang nyawa. Anak-anak tersebut meninggal di kamp pengungsian Saylici, Mogadishu Karaan, akibat diterpa kelaparan.
Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Somalia, Mark Bowden, menyatakan bahwa sebanyak 250 ribu lebih keluarga membutuhkan tempat tinggal. ''Mereka juga membutuhkan makanan, obat, dan bantuan kemanusiaan lainnya,'' kata Bowden, seperti dikutip Press TV, Senin (13/2).
Pada 3 Februari lalu, PBB menyatakan bahwa kelaparan di Somalia sudah berakhir. Tapi, Bowden memperingatkan bahwa dua juta lebih warga Somalia masih sangat membutuhkan bantuan. Kondisi ini bisa memburuk pada Mei mendatang.
Somalia tidak memiliki pemerintah yang berfungsi sejak 1991 lalu. Ini setelah panglima perang menggulingkan mantan diktator Mohamed Siad Barre.