Selasa 14 Feb 2012 18:01 WIB

Georgia Kejar Komplotan Bom Mobil Kedutaan Israel

Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi bom mobil di kedutaan Israel di New Delhi, India, Selasa (14/2).
Foto: AP/ Manish Swarup
Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi bom mobil di kedutaan Israel di New Delhi, India, Selasa (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Georgia Selasa berikrar untuk melacak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan bom yang gagal pada mobil kedutaan Israel di Tbilisi, bertepatan dengan ledakan di New Delhi yang melukai seorang diplomat negara Yahudi itu.

"Penyelidikan kasus ini adalah prioritas utama bagi penegak hukum Georgia," kata juru bicara Presiden Georgia Mikheil Saakashvili, Manana Manjgaladze, pada konferensi pers.

Polisi di bekas republik Soviet itu berhasil menjinakkan apa yang mereka gambarkan sebagai "perangkat peledak buatan tangan" yang melekat pada mobil kedutaan tanpa korban pada Senin, ketika satu bom di ibu kota India melukai parah seorang diplomat Israel.

Kementerian dalam negeri Georgia mengatakan akan bekerja dengan Israel untuk melakukan pelacakan, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung.

"Kami akan secara aktif bekerja sama dengan rekan-rekan kami di Israel untuk menyelidiki kasus ini," kata juru bicara kementerian dalam negeri Shota Utiashvili kepada AFP.

Israel telah menuduh Iran merencanakan kedua serangan tapi Teheran menolak keras tuduhan itu. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengecam keras ledakan di India dan upaya pemboman di Georgia, tetapi Gedung Putih tidak mengeluarkan pendapat tentang siapa yang bertanggung jawab.

Tetangga Georgia, Azerbaijan bulan lalu menangkap dua pria dengan dugaan memiliki kaitan dengan intelijen Iran dan dicurigai merencanakan serangan terhadap tokoh terkemuka Israel, yang memicu reaksi marah Teheran dan menuduh Baku membantu mata-mata negara Yahudi itu membunuh ilmuwan nuklir Iran.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement