Selasa 14 Feb 2012 19:52 WIB

UEA: Cara Militer Bukan Jawaban Untuk Krisis Suriah

Massa demonstran membakar foto Presiden Suriah, Bashar Assad, di depan kantor pusat Liga Arab, Kairo, Sabtu (12/11)
Foto: AP/Amr Nabil
Massa demonstran membakar foto Presiden Suriah, Bashar Assad, di depan kantor pusat Liga Arab, Kairo, Sabtu (12/11)

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan menegaskan bahwa penyelesaian krisis Suriah dengan cara militer adalah pilihan keliru. Untuk menyelesaikan krisis yang sudah berlangsung 11 bulan di Suriah ini, kata dia, adalah dengan cara pendekatan politis dan kerja sama diplomatik internasional.

Menurutnya, keputusan yang diambil oleh sejumlah menlu negara-negara Arab di Kairo, kemarin, atas situasi di Suriah jelas membutuhkan upaya keras. "Kami mengutuk pembunuhan di Suriah. Tapi, kami paham, ada tanggung jawab pemerintah di negara mana pun untuk membangun stabilitas nasionalnya," katanya dalam jumpa pers bersama dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov dalam pertemuannya di Moscow, seperti dilansir kantor berita UEA, WAM, Selasa (14/2). 

Meski demikian, lanjut dia, ada tanggung jawab berbagai bangsa untuk menyelamatkan mereka yang hidup dan melindungi keselamatannya. Dewan Keamanan (DK) PBB juga punya tugas untuk menetapkan perdamaian dan keamanan internasional. Namun, Sheikh Abdullah menilai, DK PBB juga tidak mendengarkan dengan jelas posisi Liga Arab yang justru memiliki kedekatan dari sisi emosional, geografi, dan akses informasi atas apa yang terjadi di Suriah.

Sementara itu, Menlu Rusia mengataka bahwa diperlukan dialog di internal Suriah sendiri dan kerja sama untuk menemukan solusi atau keputusan yang tepat untuk memenuhi apa yang diinginkan masyarakat Suriah, tanpa ikut campur dari pihak luar.

"Kita harus menyatukan upaya untuk mendukung rakyat Suriah, aspirasinya, dan harapan mereka untuk kehidupan yang lebih baik, pembangunan demokrasi, dan berupaya untuk menghentikan pertumpahan darah," kata Lavrov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement