REPUBLIKA.CO.ID, ABIDJAN - Setidaknya tiga orang tewas dan sekitar 20 lainnya cedera dalam bentrokan senjata dua hari di daerah Arrah, Pantai gading timur, kata seorang pejabat dan penduduk, Selasa.
Aksi kekerasan itu dipicu oleh frustrasi menyangkut pengaturan daerah oleh bekas pemberontak utara dan menjalar dalam bentrokan etnik, yang meningkatkan tantangan-tantangan keamanan yang dihadapi Presiden Alassane Ouattara, hampir setahun setelah berkuasa.
Situasi kembali tenang Senin malam dantetap tenang berkat bantuan tentara PBB," kata Jean Bouadoi, wali kota Arrah,sekitar 210km dari Abidjan. "Tiga orang tewas-- dua akibat kena peluru dan satu kena tikam-- dan sekitar 20 orang cedera," tambahnya.
Penduduk lokal memperotes pada bekas tentara pemberontak FRCI yang membantu Ouattara, dari daera utara berkuasa dalam pasca konflik tahun lalu - bukannya pasukan keamanan yang memembantu keamanan di wilayah itu.
Penduduk mengatakan aksi kekerasan kemudian meletus antara Agni, satu kelompok etnik daerah itu dan etnik Malinke dari utara.
Bouadou mengatakan rumah-rumah dan toko-toko dijarah dan penduduk lari meninggalkan kota itu karena khawatir. Menteri Pertahanan Paul Koffi Koffi menurut rencana akan mengunjungi daerah itu.
Ouattara menang dalam pemilu Desember 2010 tetapi presiden (saat itu) Laurent Gbagbo menolak menyerahkan kekuasaan, yang menimbulkan empat bulan konflik di negara itu yang menewaskan 3.000 orang.
Pemberontak yang menguasai daerah utara negara itu hampir sepuluh tahun membantu Ouattara dalam konflik yang didukung tentara PBB dan Prancis yang memerangi para pendukung Gbagbo.
Reformasi militer miiter dan rekonsiliasi adalah tantangan terbesar Ouattara saat ia berusha membangun kembali negara penghasil coklat utama dunia itu.