Rabu 15 Feb 2012 14:23 WIB

OKI: Intervensi Militer di Suriah 'Berbahaya'

Sekjen OKI
Foto: AFP
Sekjen OKI

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Organisasi Kerja sama Islam (OKI) mendesak agar tekanan diplomatik lebih diutamakan untuk mendorong pemerintah Suriah agar berunding dengan kelompok oposisi namun menentang campur tangan militer asing.

Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeledin Ihsanoglu, mengatakan kepada peserta dalam satu pertemuan di Canberra, Australia bahwa campur tangan militer akan membahayakan rakyat Suriah, sama seperti konflik yang terjadi di Irak, Libya dan Somalia.

"Segala bentuk campur tangan militer membahayakan keadaan bukannya memecahkan konflik," kata dia. Kekuatan internasional -- OKI dan Liga Arab-- berencana untuk bertemu di Tunisia pada 24 Februari dalam rangka membentuk kelompok Teman Suriah untuk mencari cara mengakhiri konflik di Suriah secara damai.

"Ini akan meningkatkan tekanan agar pemerintah mau berbicara dengan oposisi. Kami harus bekerja maksimal untuk menciptakan cetak biru transformasi kekuasaan di masa akan datang," tambah Ihsanoglu.

OKI merupakan organisasi yang beranggota 57 negara.

Ketua Pusat Pengkajian Islam Sunni, Al Azhar, pada Selasa menyerukan agar Arab berani menindak pemerintah Suriah, seiring meningkatnya tekanan wilayah itu kepada Presiden Bashar Al Assad. Presiden Bashar Al Assad adalah anggota minoritas mazhab Alawite --cabang dari Islam Syiah-- yang mendominasi Suriah selama 50 tahun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement