REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Berhentinya pasokan bahan bakar dari Mesir untuk pembangkit listrik di Gaza membuat listrik di wilayah blokade Israel tersebut mengalami padam total. Bahkan dampaknya lebih jauh, warga Gaza mengalami kesulitan air.
Menurut laman Palestina Information Center, perusahaan pengelolaan air di sejumlah distrik dekat pantai Gaza tidak lagi dapat menyalurkan air bagi warga sesuai kebutuhan, menyusul krisis listrik yang masih berlangsung di wilayah tersebut.
Pada Selasa (14/2), perusahaan ini mengatakan, akibat berlanjutnya pemadaman listrik maka pihaknya tidak dapat menyalurkan air bersih bagi warga sesuai kebutuhan, mengingat konsumsi bahan bakar untuk menyuling air laut menjadi air minum sangat besar. Sementara pihaknya tidak punya anggaran sebanyak itu.
Perusahaan ini menyerukan semua pihak baik pejabat maupun lembaga internasional untuk segera mengintervensi masalah ini, karena sangat berhubungan dengan hampir semua sisi kehidupan. Oleh karena itu, pihaknya meminta masayarakat internasional dan lembaga HAM lainya bergerak cepat untuk memenuhi kebutuhan warga, terutama bagi rumah sakit yang ada di Gaza.
Pawai Lilin Sebagai Bentuk Protes Padamnya Listrik di Gaza
Pawai lilin yang dimotori “Komite Pembebasan Blokade”, pada hari Selasa (14/2) diikuti oleh ratusan anak-anak dan pemuda di kota Gaza. Pawai ini sebagai bentuk protes atas terputusnya arus listrik di Jalur Gaza.
Para peserta pawai menyalakan lilin di depan menara Shawa dan Harsi di Gaza. Mereka membentangkan poster yang menuntut diselamatkannya Jalur Gaza dari kegelapan setelah terhentinya pembangkit listrik yang memenuhi 70 persen dari kebutuhan Gaza.
Sekjen Komite Pembebasan Blokade, Ramadhan Hayek, mengatakan para peserta datang untuk meminta pemerintah Mesir kembali memasok bahan bakar ke Jalur Gaza untuk mengoperasikan stasiun pembangkit tenaga listrik, agar mereka bisa menerangi rumah-rumah mereka, bisa belajar dan menyelesaikan tugas sekolah mereka. Tambahnya, anak-anak ini datang untuk meminta masyarakat internasional agar memberikan kehidupan yang bermartabat untuk mereka sebagaimana anak-anak dunia lainnya.