REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Pasukan pimpinan NATO di Afghanistan mengatakan mereka membunuh delapan remaja Afghanistan di timur Provinsi Kapisa pekan lalu dalam serangan udara yang membuat marah pemerintah Afghanistan.
Serangan itu terjadi segera setelah Laporan PBB menunjukkan bahwa korban sipil dalam perang selama satu dekade naik lagi pada 2011.
"Delapan remaja Afghanistan kehilangan nyawa mereka sebagai akibat serangan udara oleh pasukan koalisi," kata Jenderal Lewis Boone, direktur komunikasi Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) kepada wartawan, Rabu (15/2).
Para korban tampaknya membawa senjata dan berjalan dengan cara mengancam, mendorong pasukan ISAF di daerah tersebut untuk permintaan dukungan kekuatan udara, katanya.
"Pesawat ini menjatuhkan dua bom pada kelompok yang kita yakini menjadi ancaman bagi orang-orang kami. pada akhirnya, delapan warga remaja Afghanistan tewas dalam peristiwa yang sangat menyedihkan," Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Pejabat pemerintah Afghanistan pekan ini menunjukkan foto-foto mengerikan delapan anak laki-laki yang tewas akibat apa yang mereka katakan sebagai bom Kapisa, dan mengatakan bahwa tujuh dari mereka berusia antara 6 sampai 14 tahun. Sedangkan seorang lainnya sekitar 18 tahun.
PBB mengatakan bulan ini bahwa jumlah warga sipil tewas dan terluka dalam perang Afghanistan meningkat untuk tahun kelima berturut-turut, yakni menjadi 3.021 orang pada tahun 2011 dari 2.790 pada tahun 2010.
Kebanyakan dari mereka tewas disebabkan oleh gerilyawan. Tetapi kematian warga sipil akibat serangan udara NATO juga naik sembilan persen menjadi 187 orang.