REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Indonesia menggelindingkan konsep inisiatif "Ekonomi Biru" di tengah dinginnya suhu udara yang mencapai minus 31 derajat Celcius, dalam pertemuan tingkat pejabat tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di kota Moskow.
Perhatian seratusan delegasi APEC yang menenuhi ruangan pertemuan berukuran besar tersebut tertuju kepada Indonesia. Maklum, Indonesia tiba-tiba mengajak hadirin untuk mengamini konsep yang disebut "Blue Economy".
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Apasaf) Kementerian Luar Negeri, Yuri O. Thamrin yang juga menjadi Ketua Delegasi Indonesia, mengatakan konsep ini merupakan sebuah kebutuhan bersama, tidak hanya terkait dengan kepentingan Indonesia semata-mata.
Konsep ini menjadi perhatian terutama dari negara-negara yang memiliki laut dan negara yang merupakan mayoritas anggota APEC.
Ia mengakui terminologi "Ekonomi Biru" memang bukanlah hal baru sama sekali. Terminologi "Ekonomi Biru" sempat disebut-sebut dalam berbagai sidang internasional, khususnya yang terkait dengan manajemen berkesinambungan dan melestarikan sumber-sumber kelautan.
Tahun ini, misalnya, "Blue Economy" menjadi tema pada international Expo di Yeosu, Korea Selatan. Walau demikian, Yuri Thamrin menyebutkan terminologi dimaksud telah dibesut sedemikian rupa oleh tim APEC Indonesia, sehingga memiliki makna yang lebih komprehensif.
"Adalah kewajiban setiap negara untuk melakukan tindakan konkret terhadap manajemen kelautan serta sumber-sumbernya, khususnya yang menyangkut dengan keamanan pangan (food security), perubahan iklim (climate change), pemberantasan pencurian ikan, kerja sama bidang riset dan pengembangan, serta peningkatan kesadaran atas isu-isu kelautan," katanya.
Untuk itu, Indonesia mengusulkan tiga inisiatif di APEC, yakni penurunkan tingkat pengambilan ikan yang tidak menjamin kesinambungan, penanganan perubahan iklim dan "coral reef", serta meningkatkan koneksitas antar-kawasan.
Dalam pertemuan hari pertama tersebut, beberapa negara langsung memberikan acungan jempol dan menyampaikan komentar yang bernada mendukung, di antaranya China, Amerika Serikat, Rusia dan Australia.
Para delegasi negara-negara itu mengakui pentingnya konsep yang digulirkan Indonesia. Namun, mereka pada umumnya masih meminta agar Indonesia lebih merinci konsep tersebut sampai pada tataran yang lebih praktis guna dipelajari lebih lanjut.
Sementara itu, Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Arto Suryodipuro, menambahkan konsep yang diperkenalkan di tengah bekunya kota Moskow itu sudah dipikirkan masak-masak.
Bahkan akan diperjuangkan menjadi tema utama APEC pada saat dihelat di Indonesia pada tahun depan. "Kita akan terus kembangkan sesuai dengan visi APEC dan kepentingan nasional Indonesia," ujarnya.