REPUBLIKA.CO.ID, Mantan wakil Amerika Serikat di PBB, John Bolton, menegaskan, serangan militer ke Iran pun juga masih tidak dapat menjamin Tehran menghentikan program nuklirnya.
"Mungkin Israel akan menyerang Iran, namun kontrol Iran terhadap bahan bakar nuklirnya tidak dapat dihapus dan hal ini sangat disesalkan," ungkap Bolton dalam wawancaranya dengan Televisi Fok News seraya mengulang kembali klaimnya soal Iran mengarahkan program nuklirnya untuk kepentingan militer.
Sementara itu, Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak sebelumnya mengatakan, jika sanksi Barat terhadap Iran tidak berhasil memaksa negara ini menghentikan program nuklirnya maka serangan militer ke Tehran harus menjadi agenda utama.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta baru-baru ini mengungkapkan bahwa kemungkinan serangan militer ke Iran cukup besar. "Diprediksikan Israel akan menyerang Iran di bulan April atau Juni 2012," tandas Panetta.
AS dan Israel serta sekutu Eropanya berulang kali menuding Tehran mengarahkan program nuklirnya untuk kepentingan militer dan tudingan mereka ini menjadi alasan untuk menerapkan sanksi anti Iran. Washington dan Tel Aviv pun dengan berlandaskan pada klaimnya mengancam akan menyerang Iran.
Adapun Iran yang terus dituding tengah memproduksi senjata nuklir menilai tudingan tersebut tidak berdasar. Dengan berdalih sebagai anggota Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) Iran menegaskan haknya untuk menggapai teknologi nuklir damai.
Petinggi Iran juga menyatakan bahwa setiap agresi militer terhadap Tehran akan dijawab setimpal. Mereka menekankan, perang ini akan melebar dan tidak akan terbatas di kawasan Timur Tengah.