REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Imam Masjid Al-Islam, Abdul Alim Musa menyesalkan kehidupan di AS, tidak mencerminkan eksistensi demokrasi dan kesetaraan. "Kalangan demokrat dan liberal mengklaim AS telah mengkedepankan kesetaraan manusia tetapi mereka tidak menganggap diri mereka sama dengan kulit hitam," kata Imam Masjid Al-Islam, Tenggara Washington, Abdul Alim Musa, seperti dikutip dari Presstv.ir, Jum'at (17/2).
Imam mengatakan pembentukan negara Amerika diawali dengan menindas, menempati dan menyita tanah suku India. Sebabnya, ia menyamakan sistem pemerintahan di AS serupa dengan rezim apartheid di Afrika Selatan dan rezim zionis di Israel.
Musa, yang juga anggota dari Institut Pemikiran Islam Kontemporer (ICIT), mengecam para pejabat Amerika yang berupaya untuk menyebarkan Islamofobia di seluruh dunia. "Saya pastikan AS tidak akan mencapai tujuan jahat mereka," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Hasil laporan setebal 168 halaman membantah Muslim Amerika identik dengan terorime. Kesimpulan laporan itu tentu menjadi angin sejuk.
Pew Research Center (PRC), lembaga nirlaba penggagas survei, dalam laporan berjudul “Muslim Amerika: Tidak ada Pertumbuhan atau Dukungan Terhadap Ekstrimisme”, menyebutkan 62 persen Muslim Amerika menyatakan tidak ada kaitannya dengan terorisme.
"Hanya satu persen dari Muslim Amerika yang membenarkan penggunaan kekerasan untuk membela Islam. Selain itu, hanya lima persen yang menyatakan dukungannya terhadap Alqaedah," demikian kesimpulan PRC.