Jumat 17 Feb 2012 21:17 WIB

Selat Hormuz, Antara Iran, Penyelundup dan Kembang Api (1)

Kapal induk Abraham Lincoln diikuti oleh Kapal Perusak, Sterett di Selat Hormuz
Foto: msnbc.com
Kapal induk Abraham Lincoln diikuti oleh Kapal Perusak, Sterett di Selat Hormuz

REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari 31 ribu kapal transit di Selat Hormuz setiap tahun, belayar antara Teluk Persia dan Laut Arab Utara. Di antara kapal-kapal itu adalah kapal perang angkatan laut Amerika Seerikat.

Kapal perang AS beroperasi di kawasan itu untuk melakukan latihan dan mempercepat dukungan perang di Afghanistan.

Namun jangan biarkan angka membodohi anda. Meski transit kapal di selat itu biasa, namun jauh dari sederhana. Terutama saat ketegangan dengan Iran kian meningkat.

Selat Hormuz hanya memiliki bentang 39 kilometer, adalah perairan krusial yang sarat pertikaian dan berbahaya untuk dilintasi. Negara-negara dapat mengklaim hingga 12 mail dari garis pantain mereka sebagai teritori perairan mereka. Mengingat letaknya berada di antara Iran dan Oman, maka selat bisa dibilang memiliki zona triki.

Tiga kapal AS sudah menuju selat itu bersama pada Kamis yakni kapal Induk kelas Nimitz berbahan bakar nuklir, USS Abraham Lincoln, kapal perusak, USS Sterett an kapal penjelajah cepat pemandu rudal, USS Cape St. George,

Inilah Manuver Angkatan Laut AS, transik sebenarnya dimulai di dalam Teluk Persia hingga melintasi teritori perairan Oman, menuju 'Knuckle' (Julukan bagian tersempit dari selat yang memiliki belokan tajam di mana semenanjuk Oman menjorok menerus ke Teluk Oman dan Laut Arab Utara. Dengan kecepatan antara 20 dan 30 knots, maka dibutuhkan lebih dari 10 tahun untuk melintasi rute Selat Hormuz.

Sebuah kapal patroli Iran mendekati kapal Induk AS dan membuntuti Abraham Lincoln dalam jarak 3,2 kilometer.

Tantangan di luar melakukan navigasi di Selat, adalah ketegangan retorika dan hubungan kian meningkat antara AS dan Iran. Kondisi itu menimbulkan lebih banyak kehati-hatian dan kewaspadaan tingkat tinggi pada angkatan laut AS yang beroperasi di kawasan tersebut. Iran baru-baru ini mengancam lagi menutup selat sebagai balasan dari sanksi Barat.

Pasukan angkatan laut, Garda Revolusioner Iran mengoperasikan kapal selam dan kapal perang lewat teluk. Mereka kerap mengirim kapal-kapal kecil untuk menggertak kapal-kapal angkatan laut AS. (bersambung)

sumber : msnbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement